Rudi,A.Ma.Pd

Senin, 31 Agustus 2020

Kelas IV Tema 1 Subtema 3 Pembelajaran 3

 

RANGKUMAN MATERI TEMA 1

KELAS 4 SD SUBTEMA 3

 PEMBELAJARAN 3

 

Pembelajaran 3 Tema1 Subtema 3 Bersyukur Atas Keberagamaan

Sebelumnya kamu telah belajar tentang permainan bakiak. Menarik, bukan? Kamu tentunya senang dapat mencobanya. Permainan tradisional lain yang cukup menarik adalah engklek. Tahukah kamu permainan ini? Ayo, kita coba bersama!

Ayo Mencoba
Pernahkan kamu bermain engklek? Permainan ini adalah permainan tradisional yang sangat banyak dimainkan oleh anak-anak di Indonesia. Engklek merupakan permainan lompat pada bidang datar yang digambar di atas tanah. Permainan engklek biasa dimainkan oleh dua sampai lima orang. Mau tahu cara bermainnya? Ayo, kita coba! Sebelumnya kamu harus mendiskusikan dengan temanmu cara bermainnya.

Permainan Engklek
Jumlah Pemain: Dua sampai lima orang.

Peralatan:

  1. Gacuk /pecahan genting
  2. Kapur/tepung untuk garis batas

Cara Bermain:


  1. Lompatlah dengan menggunakan satu kaki di setiap petak-petak yang telah digambar.
  2. Siapkanlah gacuk sebelum bermain.
  3. Lemparlah gacuk ke salah satu petak.
  4. Petak yang ada gacuk-nya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain.
  5. Lompatlah ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petakpetak yang ada.
  6. Pilihlah sebuah petak yang dijadikan sawah setelah menyelesaikan satu putaran. Petak itu boleh diinjak dengan dua kaki. Pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan.
  7. Pemain yang memiliki sawah yang paling banyak adalah pemenangnya.

Lihat Permainan Engklek Selengkapnya 

Permainan Tradisional Engklek

Engklek adalah permainan anak tradisional yang populer di Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan. Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, baik di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Di setiap daerahnya dikenal dengan nama yang berbeda. Permainan Sunda manda biasanya dimainkan oleh anak-anak, dengan dua sampai lima orang peserta. Di Jawa, permainan ini disebut engklek dan biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan.

Permainan engklek ini sangat baik untuk anak – anak dikarenakan anak akan belajar bersosialisasi dan juga baik untuk kesehatan karena permainan ini cukup banyak gerakan sehingga mengurangi peningkatan obesitas pada anak.

Jumlah Pemain:
Jumlah pemain dalam permainan ini adalah dua sampai lima orang.

Peralatan:
Gacuk/pecahan genting
Kapur/tepung untuk garis batas

Lapangan Untuk Permainan Tradisional Engklek
Untuk dapat memainkannya, para pemain harus memainkan engklek di halaman. Permainan ini memang sebuah permainan outdoor atau permainan yang harus dilakukan di luar rumah. Memerlukan sebuah pekarangan kecil untuk dapat memainkan permainan tradisional engklek. Diperlukan sebuah tanah pekarangan yang datar dengan ukuran kurang lebih 3 – 4 m2. Bisa di atas tanah, pelataran ubin, ataupun aspal. Berikut ini gambar lapangan permainan engklek.

Cara Bermain:

  1. Para pemain harus melompat dengan menggunakan satu kaki di setiap kotak-kotak / petak-petak yang telah digambarkan sebelumnya di tanah.
  2. Untuk dapat bermain, setiap anak harus mempunyaigacuk yang biasanya berupa pecahan genting / kreweng, keramik lantai, ataupun batu yang datar.
  3. Gacuk dilempar ke salah satu petak yang tergambar di tanah, petak dengan gacuk yang sudah berada diatasnya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.
  4. Pemain tidak diperbolehkan untuk melemparkan gacuk  hingga melebihi kotak  atau petak yang telah disediakan. Jika ada pemain yang melakukan kesalahan tersebut maka pemain tersebut akan dinyatakan gugur dan diganti dengan pemain selanjutnya.
  5. Pemain yang menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu melemparkan gacuk dengan cara membelakangi engkleknya, jika gacuk jatuh tepat pada salah satu petak maka petak tersebut akan menjadi daerah kekuasaan pemain. Kemudian pada petak tersebut, pemilik sawah boleh menginjak petak dengan dua kaki, sedangkan pemain lain tidak boleh menginjak petak tersebut selama permainan. Pemain yang memiliki sawah paling banyak adalah pemenangnya.


Manfaat Permainan Engklek
Manfaat yang diperoleh dari permainan engklek ini antara lain adalah:

  1. Kemampuan fisik menjadi kuat karena dalam permainan engklek di haruskan untuk melompat – lompat.
  2. Mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarkan kebersamaan.
  3. Dapat menaati aturan – aturan permainan yang telah disepakati bersama.
  4. Mengembangkan kecerdasan logika. Permainan engklek melatih untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya
  5. Dapat menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan.


Selain permainan engklek, bangsa Indonesia juga mempunyai banyak permainan yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu diantaranya adalah Fahombo Batu.

Tradisi lompat batu berasal dari suku Nias. Suku Nias berasal dari Pulau Nias, yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera. Lompat batu atau yang dikenal dengan nama “Fahombo Batu” merupakan ciri khas masyarakat Nias.

Tradisi melompati batu hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, khususnya pemuda. Mereka harus melompati susunan batu setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 cm. Tradisi ini bertujuan untuk menunjukkan kekuatan dan ketangkasan para pemuda yang melakukannya.

Seseorang yang berhasil melakukan tradisi ini dianggap hebat, baik bagi dirinya, maupun keluarga dan masyarakat di desa itu.


Permainan Engklek memerlukan Keterampilan lokomotor, yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan anggota tubuh sehingga seluruh tubuh berpindah tempat. Keterampilan lokomotor sangat penting untuk mengukur kemampuan motorikmu. Beberapa keterampilan lokomotor dasar yang perlu kamu kuasai adalah: berjalan, berlari, dan melompat

  1. Apa saja keterampilan lokomotor yang kamu perlukan dalam permainan engklek? Berjalan, berlari, dan melompat
  2. Apakah kamu dapat melakukan keterampilan tersebut dengan baik? Jelaskan. Saya dapat melakukanya dengan baik.

Ceritakan pengalamanmu bermain engklek kepada temanmu.

  1. Apa kesulitan yang kamu temui ketika bermain engklek?
  2. Apa yang berhasil kamu capai?
  3. Apa manfaat permainan engklek bagimu?

Permainan engklek merupakan permainan yang sangat mudah dilakukan. Permainan ini hanya membutuhkan pecahan genting dan kapur untuk membuat kotak permaian. Namun tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam permainan ini. Permainan engklek membutuhkan keterampilan berjalan, berlari dan melompat. Keterampilan yang paling penting adalah melompat karena kita harus melompati beberapa kotak permainan. Permainan ini menjadi sulit bagi anak yang memiliki kemampuan melompat yang kurang. Hal ini dipengaruhi oleh perolehan kotak. Jika ada kotak lawan kita tidak boleh menginjaknya.

Ayo Menulis
Selain permainan engklek, bangsa Indonesia juga mempunyai banyak permainan yang diwariskan secara turun-temurun. Mari kita cari tahu lebih jauh tentang budaya lompat batu yang biasa dilakukan oleh masyarakat Nias. Dengarkan gurumu saat bercerita. Tulislah gagasan pokok dan pendukungnya pada diagram yang ada.

Fahombo Batu
Tradisi Fahombo Batu berasal dari suku Nias. Suku Nias berasal dari Pulau Nias yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera. Lompat batu atau yang dikenal dengan Fahombo Batu merupakan ciri khas masyarakat Nias.

Tradisi melompati batu dilakukan oleh kaum laki-laki, khusunya pemuda. Mereka harus melompati susunan batu setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 cm. Tradisi ini bertujuan untuk menunjukkan kekuatan dan ketangkasan para pemuda yang melakukannya.

Seseorang yang berhasil melakukan tradisi ini dianggap hebat, baik bagi dirinya maupun keluarga dan masyarakat.

Diskusikan dengan temanmu gagasan-gagasan yang telah kamu hasilkan.

  1. Fahombo batu dari Nias
  2. Menunjukan kekuatan dan ketangkasan
  3. Orang hebat

Sungguh kaya budaya Indonesia. Sebagai anak Indonesia, kita harus bersyukur dengan kekayaan ini. Kita dapat mencicipi makanan beragam, bermain permainan tradisional yang berbeda dan tentunya mengenal kebiasaan-kebiasaan berbeda. Banyak hal yang kita bisa pelajari dari keanekaragaman itu.

Ayo Berlatih
Beberapa permainan tradisional membutuhkan teriakan pemainnya. Semakin banyak yang berteriak, semakin banyak pula suara yang kita dengar. Pernahkah kamu mencoba berteriak di lapangan? Apa yang terjadi? Bandingkan juga ketika kamu berteriak di kamar mandi. Apa perbedaannya? Berteriak di dalam kamar mandi suaranya lebih keras daripada di lapangan.



Kita bisa menemui gendang di banyak wilayah di Indonesia. Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana bunyi pada gendang? Gendang dapat berbunyi jika kulit gendang dipukul. Saat dipukul, kulit gendang bergetar. Getaran ini menghasilkan bunyi. Bunyi tersebut masuk ke sebuah rongga yang terdapat dibawah kulit. Bentuk rongga memengaruhi bunyi yang dihasilkan. Makin kecil dan panjang rongga pada gendang, makin nyaring bunyi yang dihasilkan.

Pemantulan Dan Penyerapan

Seperti kita ketahui bersama bahwa bunyi suara kereta api yang sedang melintas, suara kicauan burung, dan suara orang mendengkur sangat jelas berbeda. Bunyi sangat berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Saat kita tidak bersuara pun, akan menghasilkan bunyi.

Bunyi merupakan hasil dari getaran suatu benda yang merambat dalam bentuk gelombang. Oleh karena itu, bunyi sering disebut sebagai gelombang bunyi. Bunyi dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar.

A. Sifat-Sifat Bunyi
Sifat-sifat bunyi ada tiga, yaitu sebagai berikut.

  1. Termasuk gelombang longitudinal (gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarnya).
  2. Perambatannya membutuhkan medium.
  3. Dapat dipantulkan.


B. Sumber-Sumber Bunyi
Setiap benda yang bergetar pasti akan menghasilkan bunyi. Benda-benda itu dinamakan sumber bunyi. Yang dimaksud dengan sumber bunyi adalah benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi. Contoh sumber bunyi adalah garpu tala, alat-alat musik seperti gamelan, suling, dan trompet, serta benda-benda lain seperti drum dan bedug yang dipukul.

C. Jenis-Jenis Bunyi
Bunyi mempunyai jenis yang berbeda-beda. Hal ini bergantung dari frekuensinya. Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi setiap satu detik. Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz). Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Bunyi Infrasonik adalah bunyi yang mempunyai frekuensi sangat rendah, yaitu kurang dari 20 Hz. Bunyi infrasonik ini dapat didengar oleh kelelawar, anjing, jangkrik, dan kuda.
  2. Bunyi Audiosonik adalah bunyi yang mempunyai frekuensi di antara 20-20.000 Hz. Bunyi audiosonik ini dapat didengar oleh manusia. 
  3. Bunyi Ultrasonik adalah bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi, yaitu lebih dari 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik ini dapat didengar oleh lumba-lumba.


D. Perambatan Bunyi
Ketika ada trompet ditiup dan gitar dipetik, kita akan mendengar kedua bunyi tersebut secara bersamaan. Bunyi trompet dan gitar tersebut merambat melalui medium udara. Udara merupakan medium yang sering dilalui oleh gelombang bunyi. Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh dua hal, yaitu jenis dan suhu medium. Pada umumnya, bunyi dapat merambat melalui medium padat, cair, dan udara. Bunyi tidak merambat di ruang hampa udara karena bunyi memerlukan medium untuk merambat. Benda padat dan cair merupakan penghantar bunyi yang baik daripada udara. Hal ini disebabkan susunan partikel zat padat dan cair lebih rapat daripada susunan partikel udara.

Selain jenis medium, faktor yang memengaruhi cepat rambat bunyi adalah suhu medium. Semakin besar (meningkat) suhu medium, maka cepat rambat bunyi akan semakin besar. Hal ini dikarenakan pada saat suhu medium meningkat, molekul-molekul medium akan bergerak lebih cepat. Gerakan tersebut akan menimbulkan tumbukan antarpartikel medium yang frekuensinya semakin besar. Dengan meningkatnya frekuensi tumbukan ini, energi akan berpindah dalam waktu singkat, sehingga cepat rambat bunyi akan semakin cepat.

E. Pemantulan Bunyi
Bunyi merupakan suatu gelombang sehingga bunyi mengalami pemantulan. Berikut ini adalah jenis-jenis bunyi pantul.

  1. Bunyi yang Memperkuat Bunyi Asli. Bunyi ini terjadi apabila sumber bunyi mempunyai jarak yang sangat dekat dengan dinding pemantulnya. Dengan demikian, bunyi pantulnya akan terdengar jelas dan bersamaan dengan bunyi aslinya. Contohnya adalah suara seseorang yang berada di dalam ruangan kecil akan terdengar jelas.
  2. Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi terpantul berulang-ulang. Gaung terjadi jika bunyi dipantulkan pada permukaan yang keras. Contohnya adalah pemantulan bunyi yang terjadi di dalam bioskop. Untuk menghindari terjadinya gaung, maka dinding di dalam bioskop atau gedung konser dilapisi oleh bahan-bahan yang lunak, seperti karpet, busa karet, dan gabus.
  3. Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. Gema terjadi karena jarak antara sumber bunyi dengan dinding pemantulnya. Contohnya adalah bunyi pantul yang dihasilkan oleh dinding antarbangunan dan dasar suatu ruangan.

G. Jenis Bunyi yang Lain
Berikut ini adalah jenis-jenis bunyi yang lain

  1. Nada adalah bunyi yang mempunyai frekuensi yang teratur.
  2. Desah adalah bunyi yang memiliki frekuensi yang tidak teratur.
  3. Dentum adalah bunyi yang mempunyai amplitudo yang sangat besar dan terdengar mendadak.
  4. Warna bunyi atau timbre adalah bunyi yang memiliki frekuensi yang sama, tetapi terdengarnya berbeda.


F. Resonansi Bunyi
Peristiwa resonansi banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud dengan resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar. Frekuensi benda yang bergetar bernilai sama dengan frekuensi benda yang dipengaruhinya. Berikut ini adalah contoh peristiwa resonansi yang menguntungkan dan merugikan.

  1. Resonansi yang menguntungkan, yaitu resonansi yang terjadi pada alat musik, seperti gitar, gamelan, dan genderang.
  2. Resonansi yang merugikan, yaitu resonansi yang terjadi pada suara deru pesawat terbang yang dapat membuat kaca pecah.

Percobaan Pemantulan dan Penyerapan Bunyi
Media yang dibutuhkan: piring kaca, piring plastik, piring kaleng, gabus, dua tabung kertas, beberapa buku, dan arloji yang berdetak.

Langkah-langkah percobaan:


  1. Susunlah dua baris buku dengan ketinggian yang sama.
  2. Letakkan tabung-tabung di atas buku dengan hati-hati.
  3. Pegang arloji di telingamu. Dengar baik-baik untuk meyakinkan bahwa kamu mendengar bunyi detak arloji.
  4. Letakkan arloji ke dalam salah satu tabung. Dengarkan dari ujung tabung yang lain. Apakah kamu dapat mendengar bunyi detakan jarum arloji?
  5. Minta tolong pada temanmu untuk memegang piring atau benda lain di ujung tabung yang lain, seperti pada gambar. Apakah sekarang kamu dapat mendengar bunyi detakan jarum arloji? Gelombang bunyi memantul pada piring dan merambat melalui tabung kedua di telingamu
  6. Coba ganti piring kaca dengan gabus yang empuk. Adakah perbedaannya dengan yang sebelumnya? Ketika piring kaca diganti menjadi gabus, Gabus yang empuk menyerap gelombang bunyi, sehingga kita tidak dapat mendengar bunyi arloji.
  7. Apa yang terjadi pada gelombang bunyi pada tabung pertama? Gelombang bunyi merambat dari arloji menuju tabung pertama.

Pemantulan dan Penyerapan Bunyi
1. Pemantulan Bunyi

Sebuah kelereng yang kita lempar ke dinding yang keras akan mengalami pemantulan, demikian juga dengan bunyi. Bunyi juga dapat memantul, jika dalam perambatannya dihalangi oleh benda yang permukaannya keras, seperti kayu, kaca, dinding, atau besi.

2. Penyerapan Bunyi
Bunyi juga dapat diserap. Benda-benda yang dapat menyerap bunyi adalah benda yang permukaannya lunak. Benda yang demikian disebut peredam bunyi, misalnya karpet, goni, kertas, kain, busa, dan wol.

Benda-benda tersebut dapat digunakan untuk mencegah terjadinya gaung atau kerdam. Dinding dan langit-langit gedung pertemuan, studio rekaman, dan gedung bioskop dilapisi dengan bahan-bahan tersebut supaya tidak terjadi gaung atau kerdam.

Macam-Macam Bunyi Pantul

  1. Gaung atau Kerdam. Gaung atau kerdam terjadi karena bunyi dipantulkan oleh dinding yang jaraknya tidak jauh dari sumber bunyi. Hal itu menyebabkan datangnya bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli yang belum selesai terucapkan. Akibatnya, bunyi pantul mengganggu bunyi asli sehingga suara yang terdengar tidak jelas.
  2. Gema terjadi karena bunyi dipantulkan oleh dinding yang jaraknya jauh dari sumber bunyi. Hal itu menyebabkan datangnya bunyi pantul setelah bunyi asli selesai terucapkan. Jadi, bunyi pantul yang terdengar lengkap sesudah bunyi asli. Gema sering terjadi di gua-gua, lembah-lembah, dan bukit-bukit yang jaraknya jauh serta permukaannya keras dan rapat. Selain itu, gema juga dapat dipergunakan untuk mengukur kedalaman jurang atau gua.

Bersama teman kelompokmu, lakukan beberapa percobaan berikut.

  1. Ambil beberapa botol atau alat lainnya yang menghasilkan bunyi seperti ember, gelas atau kaleng.
  2. Bunyikan peralatan tersebut di dalam ruangan.
  3. Bunyikan peralatan tersebut di luar ruangan
  4. Catat hasilnya dan bandingkan.

 

0 komentar:

Posting Komentar