Rudi,A.Ma.Pd

Minggu, 30 Agustus 2020

Kelas IV Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran 1

 RANGKUMAN MATERI KELAS 4 SD

TEMA 1 SUBTEMA 2 PEMBELAJARAN 1

Pembelajaran 1 Tema 1 Subtema 2 Kebersamaan Dalam Keberagaman

Ayo Membaca

Suku, budaya, dan agama yang berbeda tidak menghalangi Udin, Siti, Dayu, Beni, Lani, dan Edo menjalani kebersamaan. Mereka berbagi cerita tentang budaya masing-masing dan saling belajar. Hari-hari mereka penuh keceriaan dalam kebersamaan. Hari ini mereka berkumpul bersama untuk bekerjasama.

Bacalah teks berikut dalam hati!
Bekerja sama dalam Keberagaman
Edo dan kelima temannya mendapat tugas untuk melakukan percobaan tentang bunyi. Sepulang sekolah, mereka berkumpul di rumahnya. Setiap orang sudah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Lina dan Siti membawa beberapa kaleng yang sudah dilubangi. Udin dan Beni membawa benang kasur. Mereka berkumpul di halaman depan rumah. Keenam sekawan siap bekerja sama melakukan percobaan.

Saat percobaan akan dimulai, tiba-tiba terdengar adzan. Siti dan Udin meminta izin teman-temannya untuk shalat. Teman-temannya mengijinkan mereka untuk melakukan ibadah. Edo meminjamkan ruang makannya untuk digunakan Siti dan Udin Shalat. Meskipun Edo beragama Protestan, ia tidak keberatan rumahnya dipakai untuk shalat. Beni yang beragama Protestan, Dayu yang beragama Hindu, dan Lani yang beragama Budha menunggu dengan sabar temannya beribadah. Keenam sahabat selalu menghargai satu dengan yang lain.

Tiba saatnya keenam sekawan melakukan percobaan. Setiap orang menunjukkan tanggung jawabnya dalam bekerja. Tidak ada satu pun di antara mereka yang duduk diam atau memberi perintah saja. Semuanya ikut bagian dalam percobaan.

Saat Dayu membutuhkan pertolongan memotong benang, Udin datang membawakan gunting. Saat Edo kesulitan menalikan benang di kaleng, Siti ikut membantu. Keenam sahabat bekerjasama dengan semangat. Mereka hidup rukun, saling membantu meskipun berbeda agama.

Bacalah setiap paragraf dan tulislah gagasan pokok dan gagasan pendukungnya pada diagram yang telah disediakan.

No.

Paraggraf

Gagasan Utama

Gagasan Pendukung

1.

Paragraf 1

Tugas percobaan tentang bunyi

Berkumpul di rumah. Menyiapkan peralatan. Bekerjasama melakukan percobaan.

2.

Paragraf 2

Saling menghargai antar sahabat

Siti dan Udin minta ijin shalat. Edo, Lani, Beni menunggu mereka shalat

3.

Paragraf 3

Melakukan percobaan

Tanggunjawab dalam bekerja. Semua ikut dalam percbaan

4.

Paragraf 4

Saling membantu

Memberikan pertolongan. Bekerjasama dengan semangat. 

Setelah melakukan percobaan tentang perambatan bunyi, Edo dan sahabatnya juga belajar bersama tentang sumber bunyi. Mereka membaca buku yang menyatakan bahwa telinga bisa mengetahui sumber bunyi . Ayo, kita membuktikannya dengan melakukan percobaan.




Di manakah Bunyi?
Tujuan: Mengidentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal.
Alat dan Bahan:
Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)
Langkah Kerja:

  1. Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah temanmu untuk memainkan alat musik tradisional (misalnya angklung) di sekitarmu.
  2. Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi. Berapa kalikah kamu menebak dengan tepat?

 

Buatlah laporan dari salah satu percobaan yang kamu lakukan!

Nama Percobaan

:

Percobaan Sumber Bunyi

Tujuan Percobaan

:

Mengidentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal

Alat-alat

:

Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)

Langkah Kerja

:

  1. Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah temanmu untuk memainkan alat musik tradisional (misalnya angklung) di sekitarmu.
  2. Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi. Berapa kalikah kamu menebak dengan tepat?

Hasil Percobaan

;

Dari percobaan di atas dapat dinyatakan bahwa dengan mata tertutup, kita masih dapat mendengar bunyi dengan jelas pada jarak tertentu karena bunyi merambat melalui udara. Begitu pula jika salah satu telinga kita ditutup dengan kapas maka bunyi/suara masih bisa terdengar meskipun tidak sejelas apabila kedua mata ditutup dengan sapu tangan. Untuk telinga kanan jika telinga kapas yang ditutup dengan kapas, suara/bunyi masih dapat terdengar dengan jelas/lebih baik dari kejauhan dibandingkan jika telinga kiri yang dibuka dan telinga kanan ditutup dengan kapas, bunyi yang dihasilkan dari kejauhan terdengar samar-samar.

Kesimpulan

:

Telinga manusia merupakan detektor bunyi yang sangat peka. Telinga manusia dapat mendengar bunyi mulai dari intensitas 10 Wm sampai 1 Wm . Intensitas bunyi di bawah 10 Wm tidak terdengar jelas sedangkan di atas 1 Wm akan terasa sakit di telinga.


Indera Pendengar Manusia
Bagian Dan Fungsi Indera Pendengar Manusia

Tuhan Yang Maha Esa menganugerahkan kita indra pendengar. Melalui indra ini kita dapat mendengar dan menikmati hasil karya seni budaya yang sangat beragam. Kita membutuhkan dua telinga agar otak kita dapat membandingkan tingkat kekerasan suara yang masuk ke masing-masing telinga, serta untuk mengetahui dengan tepat darimana asal bunyi. Saat bunyi berasal dari satu titikyang jaraknya sangat jauh dari kedua telinga, kita akan kesulitan menentukan lokasinya.
Tahukah kamu bahwa telinga bisa mengetahui sumber bunyi? Untuk membuktikannya, mari lakukan percobaan berikut.
Di Manakah Bunyi?
Tujuan:
Mengetahui tempat bunyi berasal.

Alat dan Bahan:
Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)

Langkah Kerja:

  1. Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah temanmu untuk memainkan alat musik tradisional (misalnya angklung) di sekitarmu.
  2. Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi. Berapa kalikah kamu menebak dengan tepat?


Indra Pendengar (Telinga)
Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah menciptakan bentuk tubuh yang paling sempurna. Salah satunya adalah kita diberi indra pendengar (telinga). Dengan menggunakan indra ini, kita bisa mendengar berbagai suara, seperti kicauan burung, suara air mengalir, dan musik.

Bagaimana telinga merasakan getaran?
Semua bunyi membuat udara bergetar. Getaran bunyi mengenai gendang telinga yang berupa selembar kulit tipis. Saat itulah gendang telingamu juga mulai bergetar. Getaran dari gendang telingamu menjadi lebih besar di telinga tengahmu dan diubah menjadi pesan-pesan listrik di telinga dalammu.

A. Bagian-Bagian Indera Pendengar
Manusia dapat mendengar karena memiliki indra pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, tengah, dan dalam.


  1. Telinga bagian Luar. Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Daun telinga berfungsi untuk menangkap bunyi dari lingkungan. Bunyi ini akan masuk melalui lubang telinga. Selanjutnya, bunyi diteruskan ke telinga bagian tengah melalui saluran telinga luar.
  2. Telinga bagian tengah. Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, tulang-tulang pendengaran (tulang martil, landasan, sanggurdi), dan saluran eustachius. Setiap bagian telinga tersebut memiliki fungsinya masing-masing, diantaranya:. Gendang telinga untuk menerima getaran bunyi yang ditangkap daun telinga. Tulang-tulang pendengaran berfungsi untuk menghantarkan getaran dari gendang telinga ke telinga bagian dalam. Saluran eustachius menghubungkan telinga bagian tengah dengan hidung dan tenggorokan. Saluran ini menjaga tekanan udara di dalam rongga telinga dan tekanan udara di luar agar selalu sama.
  3. Telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam terdiri dari tiga saluran setengah lingkaran, rumah siput, dan saraf-saraf pendengaran. Telinga bagian dalam memiliki fungsi sebagai berikut. Tiga saluran setengah lingkaran berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Di dalam rumah siput terdapat cairan dan rambut-rambut halus. Rambut rambut halus akan menyampaikan getaran ke ujung-ujung saraf pendengaran. Saraf-saraf pendengaran berfungsi menyampaikan bunyi ke pusat saraf (otak).


B. Fungsi Indera Pendengar
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

C. Cara Kerja Indera Pendengar
Cara kerja indera pendengar manusia adalah sebagai berikut.

  1. Suara yang berasal dari luar masuk ke telinga melalui udara. Suara tersebut ditangkap oleh gendang telinga. Akibatnya, gendang telinga bergetar.
  2. Getaran ini lalu diteruskan oleh tulang-tulang pendengar ke telinga bagian dalam, tepatnya di ujung saraf. 
  3. Oleh saraf, getaran tersebut disampaikan ke otak agar diolah sehingga kita dapat mendengar. Selain sebagai indra pendengar, telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Bunyi atau suara yang sangat keras dapat memecahkan gendang telinga.

D. Kelainan pada Telinga
Telinga merupakan salah satu organ yang penting. Sebagai organ tubuh yang lemah, telinga bisa mengalami kelainan maupun terserang penyakit. Misalnya, tuli dan congek.

  1. Tuli adalah ketidakmampuan telinga untuk mendengarkan bunyi atau suara. Tuli dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada gendang telinga, tersumbatnya ruang telinga, atau rusaknya saraf pendengaran. Pada orang yang telah berusia lanjut, ketulian biasanya disebabkan oleh kakunya gendang telinga dan kurang baiknya hubungan antartulang pendengaran.
  2. Congek adalah penyakit telinga yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada bagian telinga yang tersembunyi di tengah-tengah. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri.


E. Memelihara Kesehatan Telinga
Agar telinga kita selalu sehat, maka kita harus selalu membersihkan telinga dengan teratur. Membersihkan telinga dapat dilakukan dengan menggunakan benda yang lunak seperti kapas pembersih. Jangan sekali-kali membersihkan telinga dengan benda yang keras dan tajam karena dapat merobek gendang telinga!


Dengan indera pendengar, kita dapat mendengar bunyibunyi yang berbeda. Keanekaragaman bunyi yang berasal dari tempat ibadah dapat pula kita dengarkan.

Indonesia terdiri atas beragam agama. Perbedaan yang ada membutuhkan toleransi di antara pemeluknya. Pahamilah teks berikut dan diskusikan isinya dengan temanmu.

Belajar dari Cerita
Pak Burhan selalu memulai kegiatan di kelas dengan berbagi cerita. Bukan Pak Burhan yang bercerita, tetapi anak-anak di kelas yang bergantian bercerita. Berbagi cerita selalu dinantikan oleh anak-anak. Semua ingin memperoleh kesempatan bercerita.

Pagi ini, Pak Burhan mengajak anak-anak berbagi cerita seputar hari raya. “Sehari sebelum hari Natal, yaitu di tanggal 24 Desember, aku dan keluarga berkumpul di rumah Opa.” ujar Edo. “Di hari itu, Oma pasti memasak makanan spesial yang jarang dimasaknya di hari lain. Papeda juga menjadi makanan spesial yang terhidang di malam Natal. Kami sekeluarga berkumpul hingga larut malam, dan mengakhiri malam dengan berdoa. “Nah, kalau di hari Natal, pada tanggal 25 Desember, kami sekeluarga pergi beribadah Natal di gereja.

“Wah, ternyata hampir sama seperti hari raya Idul Fitri ya” ujar Siti.

“Kami pun di hari Idul Fitri selalu berkumpul dan saling memohon maaf dengan kerabat dan saudara setelah ibadah di Masjid,” tambahnya.

“Iya ya, sama seperti Edo pada hari Natal, saat Idul Fitri juga selalu ada makanan spesial, yaitu ketupat dan opor ayam.” Udin menambahkan komentar Siti.

“Di Bali, menjelang hari raya Galungan seluruh kampung selalu ramai dihiasi oleh penjor atau janur yang tinggi. Kami sekeluarga lebih sering pulang ke Bali menjelang hari raya Galungan agar bisa berkumpul dengan sanak saudara di sana. Sebelum merayakan bersama, keluarga melakukan kegiatan ibadah di Pura pada pagi hari,” kata Dayu.

“Ah, semua sudah bercerita. Aku juga mau bercerita, Pak. Boleh ya, hari ini banyak yang berbagi cerita.” pinta Lani. Pak Burhan dan teman-teman sekelas tertawa.

“Tentu saja boleh, Lani. Ayo, sekarang giliranmu bercerita.” ujar Pak Burhan.

“Nah, kamu pasti belum pernah mendengar cerita tentang kebiasaan keluargaku di hari raya Waisak. Sebenarnya sih tidak banyak berbeda. Ibu dan nenekku biasanya juga membuat masakan spesial menjelang hari raya Waisak. Saat ini nenekku yang paling tua, jadi semua keluarga akan datang ke rumahku untuk berkumpul pada hari Waisak. Selain menyediakan makan untuk keluarga, pada hari tersebut biasanya kami pun berbuat kebaikan bagi orang lain yang membutuhkan. Vihara, rumah ibadah kami pun dipenuhi cahaya lilin dari umat yang hadir untuk menjalankan ritual ibadah di sana.” Lani mengakhiri ceritanya.

“Berbagi cerita memang selalu menyenangkan. Kita bisa belajar dari banyak cerita, juga belajar dari teman yang berbeda.” ujar Pak Burhan menutup kegiatan pagi ini.

Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut.
1. Apakah perbedaan yang dimiliki oleh enam sekawan menghalangi mereka untuk berteman dan bekerja sama? Jelaskan! Mereka tetap berteman tanpa terhalangi oleh perbedaan agama mereka.

2. Bagaimana sikapmu jika kamu bermain dengan teman yang berbeda agama? Bermain dengan teman yang berbeda agama sebaiknya kita memberikan toleransi untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya.

3. Ceritakan pengalamanmu memiliki teman yang berbeda agama. Perbedaan apa yang kamu ketahui? Bagaimana sikapmu terhadap perbedaan tersebut?
Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa dengan agama yang berbeda, namun tetap dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perbedaan agama bukan menjadi penghalang untuk tetap menjunjung persatuan dan kesatuan. Sikap saling menghargai dan bekerjasama antar pemeluk agama yang berbeda menjadi modal dasar untuk menjaga keutuhan NKRI

0 komentar:

Posting Komentar