Rudi,A.Ma.Pd

Selasa, 16 Februari 2021

Kelas 4 Tema 4 Subtema 3 Pembelajaran 4

Rangkuman Materi Tema 4  Kelas 4 SD

Subtema 3 Pekerjaan Orang Tuaku

Pembelajaran 4

 

Pentingnya Budaya Tegur Sapa

Senangnya tinggal di Kampung Sereh Wangi. Kedekatan hubungan antarwarga membuat mereka saling menjaga.

Tidak semua warga Kampung Sereh Wangi merupakan penduduk asli. Sebagian warga merupakan pendatang, mereka masuk ketika kampung ini dibuka sebagai wilayah transmigrasi. Walau demikian, perbedaan asal usul tidak merenggangkan kedekatan mereka.

Kedekatan antarwarga dimulai dengan kebiasaan saling tegur sapa. Ketika berpapasan di lorong antarrumah, di jalan, atau di pasar tak pernah terlewat untuk saling menegur. Sekadar mengucap “Selamat pagi, selamat siang, selamat sore” sampai bertukar kabar atau berbincang sejenak. Semua saling kenal, semua saling peduli.

Di ujung jalan, tinggal Nenek Ijah seorang diri. Ia penghuni tertua di sini. Walau begitu ia masih mandiri melakukan kesibukan di rumahnya.

Kadang ia terlihat menyapu pelan daun-daun di halaman rumah. Lain waktu ia duduk beristirahat di beranda. Pak Tulus, sang kepala desa, rajin menyapa Nenek Ijah. Pagi hari, sambil berangkat kerja, ia kerap mampir untuk sekedar mengantarkan ubi atau singkong rebus. Sore hari ia lewat lagi seraya melambai pada Nenek Ijah yang duduk di beranda.

Pada suatu pagi, Pak Tulus tidak menjumpai Nenek Ijah di halamannya. Sore harinya beranda rumah nenek Ijah masih tetap sepi. Pak Tulus menyempatkan untuk singgah. Pak Tulus mengetuk pintu, tetapi tak dijawab. Pak Tulus membuka pintu dan melangkah masuk. Betapa terkejut beliau menjumpai Nenek Ijah terkulai lemas di depan ruang tengahnya. Diraba dahinya, terasa agak hangat.

Rupanya Nenek Ijah sakit. Pak Tulus menyesal tidak menyempatkan mampir tadi pagi namun, belum terlambat. Pak Tulus mengajak beberapa warga membawa Nenek Ijah ke dokter terdekat. Pak Tulus mengatur jadwal warga yang akan bergantian menjaga Nenek Ijah sampai pulih. Tidak ada warga yang menolak. Semua sukarela membantu. Mereka tahu, kelak suatu ketika mereka dalam kesulitan, pasti akan dibantu.

Budaya tegur sapa menjadi perekat warga. Budaya tegur sapa membangun kepedulian terhadap sesama.




1. Berdasarkan cerita di atas, tulislah hal-hal baik yang bisa dicontoh dari Pak Tulus.

1.     Pak Tulus peduli terhadap kesusahan yang dialami Warganya.

2.     Pak Tulus dengan ikhlas menolong warganya.

3.     Pak Tulus sering mengunjungi warganya.


2. Apakah Pak Tulus sudah mengamalkan sila ketiga Pancasila? Jelaskan. Dengan membantu warganya Pak Tulus mengamalkan Pancasila terutama sila kedua dan ketiga.

3. Tulislah hal-hal baik yang bisa di contoh dari Warga Kampung Sereh Wangi berdasarkan cerita di atas!

1.     Perbedaan asal usul tidak merenggangkan kedekatan mereka.

2.     Ketika berpapasan mereka saling menegur

3.     Warga yang akan bergantian menjaga Nenek Ijah sampai pulih

4.     Semua sukarela membantu.


4. Apakah Warga Kampung Sereh Wangi sudah mengamalkan sila ketiga Pancasila? Jelaskan! Warga Kampung Sereh Wangi sudah mengamalkan sila ketiga dari Pancasila.

5. Meskipun kamu bukan warga kampung Sereh Wangi, hal apa yang kamu lakukan melihat kondisi Nenek Ijah? Jelaskan alasanmu! Saya akan menolong Nenek Ijah karena kita harus membantu orang yang memutuhkan bantuan.

6. Sebutkan sikap baik apa saja yang dapat dicontoh dari Warga Kampung Sereh Wangi?

1.     Saling bertegur sapa

2.     Saling menolong

3.     Peduli terhadap lingkungan sekitar


7. Apakah ada sikap lain yang bisa kamu lakukan untuk mengamalkan sila ketiga Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?

1.     Bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.

2.     Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara

3.     Mengembangkan sikap saling menghargai.

4.     Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa

5.     Memajukan pergaulan demi peraturan bangsa.

6.     Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Indonesia.

7.     Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi arau golongan.


Kali ini Dayu dan teman-teman akan membuat acara perlombaan untuk 17 Agustus. Dayu dan teman-temannya perlu menyiapkan bendera berbentuk segitiga untuk lomba. Kebetulan Ibu Dayu adalah seorang penjahit. Mereka meminta bantuan Ibu Dayu. Berikut adalah contoh bendera yang ingin Dayu buat.

Dayu ingin menghias benderanya dengan pita di bagian pinggirnya, menurutmu berapa panjang pita yang dibutuhkan? Panjang pita yang dibutuhkan untuk seluruh sisi segitiga sama dengan keliling segitiga. Cara menghitung keliling adalah dengan menghitung jumlah ukuran sisi-sisinya.


Panjang pita yang dibutuhkan untuk seluruh sisi segi tiga sama dengan keliling segi tiga. Cara menghitung keliling adalah dengan menghitung jumlah ukuran sisi-sisinya. Jika sisi-sisinya adalah a, b, c dan keliling adalah K, maka K=a+b+c. = 30 + 40 + 50 = 120 cm.


Dayu akan membuat 8 bendera. Berapakah luas kain yang dibutuhkan. Berapakah panjang pita yang dibutuhkan. Luas = 1/2 x a x t = 1/2 x 50 x 30 = 750 cm². Jika akan membuat 8 bendera maka  8 x 750 = 6.000 cm²

Ibu Dayu akan membuat 8 ikat kepala yang berbentuk segitiga siku-siku. Panjang sisi-sisinya adalah 60 cm, 80 cm, dan 100 cm.

1.     Hitunglah luas kain yang dibutuhkan untuk setiap ikat kepala. Luas = 1/2 x a x t = 1/2 x 80 x 60 = 2.400 cm²

2.     Berapakah luas seluruh kain yang dibutuhkan. 8 x 2.400 = 19.200 cm²

3.     Harga kain adalah Rp. 50.000,00/m², berapakah uang yang harus dikeluarkan untuk membeli seluruh kain. 19,2 x Rp50.000,00 = Rp960.000,00.

4.     Di pinggir setiap selendang akan diberi renda. Berapakah panjang renda yang dibutuhkan untuk satu selendang? Keliling = 60+80+100 = 240 cm. Renda yang dibutuhkan = 8 x 240 = 1.920 cm.

5.     Harga renda adalah Rp. 15.000/m, berapakah harga seluruh renda? 19, 2 x Rp15.000,00 = Rp288.000,00

6.     Berapa total biaya yang harus ibu keluarkan untuk membeli kain dan renda? Rp.960.000,00 + Rp288.000,00 = Rp1.248.000,00.

0 komentar:

Posting Komentar