AKU CINTA MEMBACA
BAKAL BUAH
PERLU DI JAGA
POHON MANGGA DI DEPAN RUMAH KAKEK TOPO TERLIHAT SANGAT MENGGODA MATA. BAKAL-BUAH HIJAU MUNGIL MULAI BANYAK BERGELANTUNG DI DAHAN- DAHAN. SUNGGUH MENGGODA! NAMUN, MEMANG BELUM DAPAT DINIKMATI. BELUM CUKUP BESAR, BELUM CUKUP MATANG.
SORE HARI,
KETIKA TIBA WAKTU ANAK-ANAK
BERMAIN SEPEDA, POHON MANGGA TERSEBUT SERING MENJADI SASARAN KEISENGAN ANAK-ANAK. SEPERTI SORE ITU. KETIKA KAKEK TOPO SEDANG BERSANTAI MINUM TEH DI TERAS DEPAN, DILIHATNYA
SEKELOMPOK ANAK BERSEPEDA MELOMPAT-LOMPAT DI BAWAH POHON MANGGA. MEREKA MEMETIK BAKAL-BAKAL
BUAH YANG MASIH MUNGIL ITU! TIDAK HANYA SATU. BANYAK! MALAH ADA SEORANG ANAK YANG MEMBAWA KANTUNG PLASTIK UNTUK MENAMPUNG HASIL PETIKNYA.
WAH! KAKEK TOPO BERGEGAS KE DEPAN RUMAHNYA. TIDAK LANTAS DIUSIRNYA ANAK-ANAK ITU, NAMUN IA MENGAJAK MEREKA MENGAMATI BAKAL BUAH YANG SUDAH MEREKA PETIK. “LIHATLAH, PERHATIKANLAH.” KATANYA. “BAKAL BUAH INI BELUM MENJADI BUAH YANG MATANG, YANG BISA KAMU MAKAN. UNTUK APA KALIAN AMBIL? HANYA UNTUK MAINAN MASAK-MASAKAN, ATAU MALAH HANYA UNTUK MAIN TIMPUK-TIMPUKAN?” KAKEK TOPO BERTANYA LEMBUT. ANAK-ANAK
ITU DIAM TAK MENJAWAB. SESUNGGUHNYA BENAR YANG DIDUGA KAKEK TOPO, MEREKA MENGAMBILNYA UNTUK BERMAIN MASAK-MASAKAN DAN BERMAIN ADU LEMPAR.
MELIHAT TAK ADA JAWABAN, KAKEK TOPO MENAMBAHKAN. “JIKA SAJA BAKAL- BAKAL BUAH INI KALIAN DIAMKAN DI TEMPATNYA, DI DAHAN TEMPATNYA BERGANTUNG, IA AKAN BERKEMBANG MENJADI BESAR, SEMAKIN BESAR, AKHIRNYA SIAP DIPETIK DAN SIAP DINIKMATI. PASTI ENAK RASANYA. AKU MERASAKANNYA SETIAP TAHUN. MANIS!” KAKEK TOPO BERBICARA TERUS, SAMBIL MEMEGANG BEBERAPA BAKAL BUAH YANG TERLANJUR DIPETIK.
“NANTI, SETELAH KAMU MAKAN DAGING BUAH MANGGA YANG MANIS ITU, KAMU BERSIHKAN BIJINYA, LALU. ........................................................... ,KAMU TANAM LAGI DI TEMPAT YANG KAMU
SUKA. SABARLAH MENANTI. BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN KAMU AKAN MELIHAT SEBATANG POHON MANGGA YANG SAMA BESARNYA DENGAN POHON MANGGA INI. POHON MANGGA ITU JUGA AKAN MEMBERIKAN BUAH YANG SAMA ENAKNYA DENGAN BUAH MANGGA DI POHON INI. PERCAYALAH!” KAKEK TOPO TERUS SAJA BERBICARA. IA TAHU, ANAK-ANAK ITU MENDENGARKAN DENGAN SAKSAMA, WALAUPUN TERLIHAT AGAK TAKUT. MEREKA TAKUT KAKEK TOPO MARAH.
NAMUN, KAKEK TOPO TIDAK INGIN MARAH. IA INGIN ANAK-ANAK ITU BELAJAR. MAKA IA PUN TERUS BERBICARA. “HITUNG SAJA, BERAPA BANYAK BAKAL BUAH YANG SUDAH KALIAN PETIK. ARTINYA, BERAPA BANYAK CALON POHON MANGGA YANG TIDAK JADI TUMBUH DAN BERKEMBANG? SAYANG ‘KAN? JANGANKAN BERPIKIR POHON MANGGA. BUAH MANGGA MANIS YANG SEBENTAR LAGI DAPAT DINIKMATI PUN BERKURANG JUMLAHNYA KARENA TERLALU CEPAT DIPETIK.”
“LAIN KALI BERPIKIR BIJAK SEBELUM BERTINDAK, YA. KAKEK YAKIN, KALIAN SUDAH BELAJAR DI SEKOLAH MENGENAI TUMBUH KEMBANG TANAMAN.
JADI, SEHARUSNYA KALIAN SUDAH MENGERTI DAN HANYA PERLU DIINGATKAN OLEH KAKEK.” KAKEK TOPO MENUTUP NASIHATNYA DENGAN SENYUM. LALU IA PUN KEMBALI MASUK KE RUMAHNYA.
LALU, ANAK-ANAK ITU MENGAYUH SEPEDANYA PELAN, MENJAUH DARI POHON MANGGA. KAKEK TOPO TERSENYUM MENGAMATI DARI TERAS RUMAH. IA YAKIN, DALAM PERJALANAN PULANG ANAK-ANAK ITU AKAN MENGINGAT TERUS PESANNYA. JIKA TADI KAKEK TOPO HANYA MARAH DAN MENGUSIR MEREKA, BESOK MEREKA AKAN KEMBALI LAGI UNTUK MELAKUKAN HAL YANG SAMA. TETAPI, KAKEK TOPO TADI HANYA MENGINGATKAN. BAKAL BUAH PERLU DIJAGA, AGAR NANTI MENJADI BUAH YANG DAPAT DINIKMATI. BAKAL BUAH PERLU DIJAGA, AGAR KELAK MENJADI POHON YANG BERBUAH LEBAT LAGI.
[SANTI HENDRIYETI]
Menarik
BalasHapus