Rangkuman Materi Tema 4 Kelas 4 SD
Subtema 2 Pekerjaan di Sekitarku
Pembelajaran 6
Taman Bermain yang Hilang
Malam hari merupakan malam yang ditunggu oleh Kupi, kepiting kecil. Ia
menikmati saat-saat berjalan perlahan di gundukan pasir bersama ayahnya. Mereka
menanti datangnya air pasang, yang akan membawa mereka ke dunia yang berbeda.
Ya, Kupi selalu menanti saat-saat mereka terhempas oleh air pasang, lalu tiba
di hutan bakau. Nanti di sana ia pasti akan bertemu dengan teman-teman kecilnya
yang lain. Upi, si udang kecil, Kuro, si kura-kura, dan teman-teman yang lebih
besar seperti Bangau Cilik dan Momo si monyet. Di antara akar bakau mereka bisa
bermain kejar-kejaran, petak umpet, atau tidur di sela akar yang melintang.
Seru sekali saat-saat itu.
Ada kalanya mereka berpisah, terbawa oleh pasang surut, kembali ke laut bebas.
Namun, suatu hari mereka bertemu lagi dan bermain bersama lagi. Suasana di
hutan bakau tentu berbeda dengan suasana di laut lepas. Airnya pun berbeda.
Tidak asin seperti air laut, tetapi tidak juga tawar. Kupi tidak tahu apa
namanya. Berbeda, tetapi Kupi dan teman-teman tetap bisa bermain dengan nyaman.
Malam itu, di pesisir pantai, Kupi bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa kita
tidak lagi pernah bisa bertemu dengan Bangau Putih, teman ayah? Aku juga sudah
rindu bertemu dengan sahabat-sahabat kecilku. Aku sudah lama sekali tidak
bertemu dengan Upi, Kuro, Bangau Cilik, dan Momo. Mengapa sekarang susah sekali
kita bertemu dengan mereka ya?”
Sambil berjalan pelan di gundukan pasir, ayah kepiting menjelaskan perlahan.
“Kupi, sayang sekali hutan bakau tempatmu bermain sudah rusak. Ayah dengar dari
Paman Nelayan, manusia di pesisir pantai sana ingin membuat bangunan-bangunan
yang tinggi menjulang. Butuh lahan yang lebih luas. Oleh karenanya mereka
menebang habis hutan bakau. Mereka bangun gedung tinggi menjulang ke langit di
atas taman bermainmu dulu.” Ayah menjelaskan perlahan. Sesungguhnya ia tidak
ingin Kupi sedih. Tetapi bagaimana lagi? Ayah tidak ingin Kupi terus menanti
tanpa pasti.
Kupi tertunduk sedih. Pupus sudah harapannya bertemu lagi dengan sahabat-
sahabat kecilnya.
“Mengapa manusia begitu jahat, ayah? Mengapa manusia tidak memikirkan kita,
makhluk kecil di pesisir pantai? Mengapa manusia hanya memikirkan dirinya sendiri?”
Kupi meratap pelan, namun penuh amarah.
Ayah ingin menenangkan hati Kupi. Ia menambahkan, “Sebenarnya, ketika hutan
bakau tempatmu bermain ditebang, manusia pun menerima akibat buruknya, Kupi.
Air laut akan semakin mudah mencapai daratan. Tidak ada lagi pohon bakau yang
menahan. Lama-kelamaan, air tanah di sekitar pantai akan menjadi air asin.
Manusia ‘kan tidak bisa minum air asin, Kupi.” Ayah berusaha menjelaskan
panjang lebar.
Ayah kemudian menambahkan, “Dengan rusaknya pantai akibat penebangan bakau,
kegiatan manusia pun menjadi terganggu. Sekarang wisatawan yang berkunjung ke
pantai ini semakin berkurang. Para pedagang yang dulu berjualan di sekitar sini
tidak ada lagi. Pemandu wisata yang biasa menjelaskan tentang keindahan pantai
dan hijaunya bakau pun sudah jarang terlihat. Nelayan yang biasa menjual hasil
tangkapan mereka pun tinggal sedikit.”
Kupi tidak terhibur oleh penjelasan ayah. Pikirnya, biarkan saja manusia
menerima akibat dari perbuatannya sendiri. Manusia memang sering tidak bijak. Kupi
hanya ingin berdoa, dan berdoa semoga suatu saat nanti hutan bakau akan
kembali. Semoga suatu saat nanti ada lagi taman tempatnya bermain. Semoga suatu
saat nanti ia masih bisa bertemu dengan sahabat-sahabat kecilnya. Kupi hanya
bisa berdoa, semoga kelak manusia bisa bertindak lebih bijaksana. Semoga!
Pesan Moral :
Manusia tidak boleh merusak sumber daya alam. Akibat rusaknya sumber daya alam
manusia akan meraskan akibatnya. Misalnya hutan bakau yang rusak mengakibatkan
beberapa hewan yang tinggal di hutan bakau mengalami kepunahan. Selain itu
rusaknya hutan bakau juga mengakibatkan ombok langsung menerjang darata.
Rusaknya pantai mengakibatkan wisatawan tidak mau berkunjung,
Apakah pada cerita Taman Bermain yang Hilang kamu menemukan sikap-sikap yang baik
dan sikap yang kurang baik. Tuliskan pada kolom di bawah ini.
Sikap yang baik |
Sikap yang tidak baik |
1.
Kupi sangat
menyayangi teman-temannya. 2.
Kupi sangat
menyayangkan hutan bakau yang dirusak oleh manusia. |
1.
Manusia
merusak lingkungan hutan bakau tempat hewan tinggal 2.
Manusia
membuat bangunan-bangunan di pesisir pantai yang membutuhkan lahan yang luas |
Apakah kamu sering menemukan
sikap yang baik dan sikap yang tidak baik di sekitarmu? Tuliskan pada diagram
berikut.
1.
Tendangan lurus. Tendangan yang menggunakan ujung kaki
dengan tungkai lurus. Tendangan ini mengarah ke depan pada sasaran dengan
meluruskan tungkai sampai ujung kaki. Bagian kaki yang kena saat menendang
adalah pangkal bagian dalam jari-jari kaki. Posisi badan menghadap ke sasaran.
2.
Tendangan tusuk. Hampir sama dengan tendangan lurus,
yakni mengarah ke depan, namun perkenaannya adalah ujung jari-jari kaki.
3.
Tendangan jejak. Disebut juga dorongan telapak kaki.
Tendangan ini mengarah ke depan yang sifatnya mendorong ke sasaran dada dengan
perkenaan telapak kaki penuh.
4.
Tendangan T. Hampir sama dengan tendangan lurus, yakni
menggunakan sebelah kaki
5.
dan tungkai. Lintasannya lurus ke depan dan
perkenaannya pada tumit, telapak kaki, dan sisi luar telapak kaki. Tendangan
ini biasanya digunakan untuk serangan samping dengan sasaran seluruh bagian
tubuh.
0 komentar:
Posting Komentar